Mengenal Substrat pada Crabitat Kelomang Darat

Apa itu substrat?

Substrat adalah istilah untuk media yang digunakan sebagai dasar (alas) yang menutupi permukaan crabitat atau kandang kelomang. Substrat umumnya berupa pasir pantai, atau dengan campuran gambut kelapa; bertujuan mereplika habitat kelomang darat di pesisir pantai.

Apa fungsinya?

Secara garis besar, substrat berfungsi sebagai tempat kelomang bersembunyi, beristirahat, menjaga suhu tubuh dan berlindung saat ekdisis (molting).

Mengapa harus bersubstrat?

Perlu diketahui bahwa penggunaan substrat dalam memelihara kelomang darat adalah wajib. Kombinasi pasir dan gambut kelapa adalah media yang paling umum digunakan karena sesuai sebagai replika habitat aslinya dan memiliki kegunaan sebagai berikut:
  1. Pasir atau dengan gambut kelapa memiliki daya resap air yang cukup baik, sehingga dapat meminimalisir terjadinya becek pada permukaan crabitat; baik akibat rembes air dari kolam atau tempat minum, maupun tumpahan cadangan air dari cangkang kelomang.
  2. Pasir atau dengan gambut kelapa dapat dengan mudah digali oleh kelomang untuk bersembunyi; memungkinkan terbentuknya gua saat kelembapan mencukupi.
  3. Saat molting, beberapa spesies kelomang cenderung bersembunyi di balik dedaunan atau dengan mengubur diri di dalam pasir.
  4. Kelomang merupakan omnivor, gambut kelapa dapat menjadi makanan pendukung yang selalu tersedia; terutama saat molting atau selama pemulihan eksoskeleton berlangsung.
  5. Kelomang darat membuang feses (tinja) di luar cangkang gastropoda yang mereka gunakan; pasir dapat membantu crabitat tetap bersih dari kotoran-kotoran tersebut.
  6. Pasir dapat mengurangi resiko pecahnya cangkang saat kelomang terjatuh dari objek panjat di dalam crabitat.
  7. Saat kelomang berjalan, pasir dapat meredam suara berisik akibat gesekan antara cangkang dengan permukaan crabitat.

Menentukan jenis pasir

Tidak semua jenis pasir dapat digunakan sebagai substrat pada crabitat. Hindarilah untuk menggunakan pasir dengan ciri-ciri berikut:
  • berbutir besar seperti merica (misalnya pasir bali/lombok),
  • berbutir kasar (misalnya kerikil dan pecahan karang),
  • berbutir kristal (misalnya pasir akrilik, pasir kucing, dan sejenisnya)
Pasir dengan ciri-ciri tersebut tidak memiliki kriteria yang baik sebagai substrat pada crabitat. Pasir berbutir besar dan kasar tidak dapat digunakan kelomang untuk membentuk gua (selalu runtuh saat digali), sementara pasir berbutir kristal pun dikhawatirkan dapat melukai bagian abdomen kelomang.

Selain tekstur, perhatikanlah juga perubahan sifat pasir ketika basah dan mengering. Sebab beberapa jenis pasir yang bahkan memiliki teksur terlalu halus dapat mengeras hingga menjadi kerak, misalnya pasir besi dan calcium sand.

Lalu, jenis pasir apa yang sebaiknya digunakan?

Gunakanlah pasir pantai dengan tekstur yang cukup halus; tidak terlalu berkerikil atau bukan pecahan karang. Namun, perlu diketahui bahwa mengambil pasir pantai merupakan tindakan yang tidak diperbolehkan di beberapa tempat.

Kondisi ideal substrat

Substrat pada crabitat haruslah lembap, tidak becek dan sebaiknya memiliki tinggi minimal tiga kali dari kelomang terbesar yang dimiliki.

Alternatif substrat lainnya?

Sebagai alternatif, tanah humus juga dapat digunakan sebagai substrat. Yaitu tanah subur yang terbentuk dari pelapukan daun dan batang pohon, banyak terdapat di hutan hujan tropis yang lebat. Tanah humus dapat diperoleh dengan mudah melalui penjual tanaman hias; hanya saja perlu dipastikan bahwa tanah humus tersebut tidak tercampur dengan pupuk kimia.
author

Ipunk Vizard

Pemrogram dan pencinta kelomang
Youtube | Instagram | Facebook | Twitter

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertolongan Pertama saat Dicapit Kelomang Darat

Tips Mencari Kelomang yang Hilang

Faktor Penyebab Kematian Kelomang Darat