Faktor Penyebab Gagal Molting pada Kelomang Darat

Ada kalanya kelomang (umang-umang) ditemukan mati di dalam pasir, setelah sebelumnya mengubur diri dalam waktu yang cukup lama dan dengan adanya ciri-ciri akan terjadinya molting (ekdisis). Hal ini tentunya akan menimbulkan tanda tanya, terutama jika kelomang tersebut sudah lama dipelihara dalam crabitat yang dirasa telah tertata dengan baik. Untuk mendeskripsikan hal tersebut, kita dapat menggunakan istilah: gagal molting.

Untuk mengurangi resiko matinya kelomang saat molting, dapat dipelajari dengan mengidentifikasi beberapa faktor berikut:

1) Substrat

Substrat dapat berupa pasir pantai yang halus, atau juga dengan campuran sabut kelapa. Ketersediaan substrat dalam memelihara kelomang sangatlah penting, di alam liar kelomang memiliki kebiasaan bersembunyi menutupi tubuhnya dengan pasir atau dedaunan. Demikian juga saat akan melalui siklus molting, kelomang akan berusaha menyembunyikan dirinya dengan cara tersebut.

Namun, yang menjadi poin di sini bukanlah sekedar ketersediaan substrat, melainkan ketebalan sebagai kuncinya. Jika kelomang mengubur diri, tapi kelomang lain dapat menemukan persembunyiaannya dengan hanya sedikit menggali, maka hal ini berkemungkinan besar akan berakibat buruk bagi kelomang di masa terlemahnya.

Dan tidak hanya sampai di situ, saat gua yang digali kelomang runtuh karena terganggu oleh aktivitas di sekitarnya, akan ada kemungkinan pasir memasuki mulut cangkang, membuat kelomang yang sedang dalam tahap pelepasan hingga pemulihan eksoskeleton terjebak dan akhirnya mati.

2) Cangkang

Sering kali ditemukan, kelomang mengenakan cangkang yang sudah tidak muat. Ada dua kemungkinan dalam hal ini, mereka baru saja menemukan cangkang tersebut walaupun dalam keadaan masih kekecilan, atau mereka bertumbuh dari tahun ke tahun tanpa mendapat kesempatan berganti cangkang. Jika memang ternyata kelomang berhasil tumbuh tanpa berganti cangkang yang sudah terlalu kecil, selama beberapa kali siklus molting dan selamat, tentunya ini terjadi karena kondisi alam yang mendukung.

Akan lain ceritanya jika kelomang tersebut berada di dalam crabitat yang luasnya pasti terbatas. Dengan cangkang yang sudah tidak muat, kaki menggantung, atau bahkan tubuh tidak bisa ditarik sepenuhnya, maka berkemungkinan besar hal buruk akan terjadi. Salah satu yang paling sering terjadi adalah kaki yang bengkok karena sempat terjepit objek tertentu di saat eksoskeleton kelomang masih lunak.

3) Kanibal

Pada dasarnya kelomang bukanlah hewan kanibal yang suka menjadikan kawanannya mangsa. Yang sebenarnya terjadi hanyalah perebutan cangkang, kelomang dirampas cangkangnya, abdomen terluka hingga kelomang mati, kemudian dimakan oleh kawanannya. Kelomang tidak pernah memakan temannya yang masih hidup, mereka hanya tertarik pada bangkai atau bagian tubuh yang telah putus.

Saat molting, selain meninggalkan eksoskeleton lamanya, kelomang juga memiliki bau yang begitu khas dan menarik perhatian kelomang lain. Aroma ini dapat memicu kelomang lainnya untuk datang, mengganggu siklus molting yang sedang berlangsung. Hal inilah yang kemudian menjadi pertimbangan untuk melakukan karantina, baik sebelum maupun pada saat kelomang ditemukan dalam keadaan lemas dan masih lunak, hingga kelomang aktif kembali bersama eksoskeletonnya yang telah mengeras sempurna.

4) Koral

Koral merupakan salah satu media yang sama pentingnya dengan substrat. Kelomang sangat suka berkumpul dan bersembunyi di bawahnya karena tingkat kelembapannya yang terjaga, dibandingkan dengan kondisi pasir lapang tanpa koral yang biasanya akan kering dan sulit dibentuk menjadi sarang. 

Namun, penataan koral yang kurang tepat dapat mengakibatkan kelomang terjepit di sekitarnya. Hal ini akan lebih berdampak lagi ketika kelomang tersebut baru saja selesai melalui siklus molting dan ingin segera kembali ke permukaan. Sering kali kelomang tersangkut oleh koral-koral tersebut, terutama yang memiliki berat cukup untuk menimpa seekor kelomang. Dalam kondisi seperti ini biasanya kelomang akan melepaskan diri dari cangkangnya, kembali ke permukaan tanpa perlindungan. Jika tidak berhasil, mereka akan mati lemas karena kehabisan tenaga.

5) Semut

Sudah tidak diragukan lagi, semut dengan pasti akan membuat kelomang yang sedang melalui siklus molting mati. Cara yang paling aman adalah dengan melindungi crabitat menggunakan kapur anti-semut.
author

Ipunk Vizard

Pemrogram dan pencinta kelomang
Youtube | Instagram | Facebook | Twitter

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Mencari Kelomang yang Hilang

Pertolongan Pertama saat Dicapit Kelomang Darat

Faktor Penyebab Kematian Kelomang Darat