Membudidayakan Kelomang Darat (Umang-umang)
Budi daya kelomang darat, bagaimana caranya? Kelomang darat (umang-umang) merupakan hewan kecil bercangkang yang biasanya dijual di sekitar sekolah dasar dan pasar tradisional. Harganya yang relatif murah membuat kelomang darat cepat populer di kalangan anak-anak. Sayangnya, kelomang darat sering kali mati dalam hitungan hari setelah dipelihara. Hal ini disebabkan karena jual beli kelomang darat dilakukan tanpa diimbangi dengan edukasi yang tepat. Jika dibiarkan, tidak akan butuh waktu yang lama untuk membuat kelomang darat terancam dari kepunahan, menghilang dari seluruh kepulauan Indonesia.
Faktanya, seluruh kelomang yang dijual merupakan hasil tangkapan dari alam liar. Budi daya kelomang atau pengembangbiakannya secara buatan masih sulit untuk dilakukan. Kelomang darat hanya bisa bereproduksi dengan baik di habitatnya, itu pun membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membuat kelomang-kelomang kecil bertumbuh besar. Untuk mencapai seukuran kelereng, setahun atau dua tahun pun masih belum cukup. Kelomang darat membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mencapai dewasa, mereka memiliki umur yang cukup panjang untuk ukuran hewan bertubuh kecil. Di habitatnya, kelomang darat diperkirakan dapat hidup mencapai 40 tahun lebih!
Kelomang darat diburu dalam jumlah besar oleh para pengepul sebelum disalurkan kepada pedangan eceran. Rantai perdagangan ini telah terjadi sejak dahulu kala, menjadikan populasi kelomang darat semakin menghilang dari sebagian habitatnya. Mirip seperti yang terjadi pada ketam kenari (Birgus latro) yang saat ini dilindungi oleh pemerintah; keduanya belum bisa dibudidaya atau dikembangbiakan secara buatan.
Selain diburu dan dijadikan mainan anak-anak, kerusakannya diperparah dengan adanya ide mewarnai cangkang kelomang menggunakan cat. Kreatif, tetapi sangat merusak. Seperti yang biasanya dilakukan pada burung dan anak ayam, hanya saja kali ini lebih parah. Agar kelomang darat mau berpindah ke cangkang warna-warni tersebut, pengerajin menarik paksa tubuh kelomang atau menghancurkan cangkang alaminya menggunakan palu. Dari sekian percobaan pastilah akan ada banyak kelomang yang mati karena mengalami luka pada bagian perut (abdomen).
Dengan banyaknya hal negatif yang terjadi pada satwa ini, tentunya ada beberapa hal yang dapat diupayakan untuk menjaga kelestariaanya.
Baca juga:
Faktanya, seluruh kelomang yang dijual merupakan hasil tangkapan dari alam liar. Budi daya kelomang atau pengembangbiakannya secara buatan masih sulit untuk dilakukan. Kelomang darat hanya bisa bereproduksi dengan baik di habitatnya, itu pun membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membuat kelomang-kelomang kecil bertumbuh besar. Untuk mencapai seukuran kelereng, setahun atau dua tahun pun masih belum cukup. Kelomang darat membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mencapai dewasa, mereka memiliki umur yang cukup panjang untuk ukuran hewan bertubuh kecil. Di habitatnya, kelomang darat diperkirakan dapat hidup mencapai 40 tahun lebih!
Kelomang darat diburu dalam jumlah besar oleh para pengepul sebelum disalurkan kepada pedangan eceran. Rantai perdagangan ini telah terjadi sejak dahulu kala, menjadikan populasi kelomang darat semakin menghilang dari sebagian habitatnya. Mirip seperti yang terjadi pada ketam kenari (Birgus latro) yang saat ini dilindungi oleh pemerintah; keduanya belum bisa dibudidaya atau dikembangbiakan secara buatan.
Selain diburu dan dijadikan mainan anak-anak, kerusakannya diperparah dengan adanya ide mewarnai cangkang kelomang menggunakan cat. Kreatif, tetapi sangat merusak. Seperti yang biasanya dilakukan pada burung dan anak ayam, hanya saja kali ini lebih parah. Agar kelomang darat mau berpindah ke cangkang warna-warni tersebut, pengerajin menarik paksa tubuh kelomang atau menghancurkan cangkang alaminya menggunakan palu. Dari sekian percobaan pastilah akan ada banyak kelomang yang mati karena mengalami luka pada bagian perut (abdomen).
Dengan banyaknya hal negatif yang terjadi pada satwa ini, tentunya ada beberapa hal yang dapat diupayakan untuk menjaga kelestariaanya.
- Jika ingin memeliharanya sebagai hewan peliharaan, maka pelajarilah terlebih dahulu tentang apa saja yang dibutuhkan kelomang. Ini berlaku untuk semua jenis hewan.
- Berusahalah untuk tidak mendukung bisnis jual beli kelomang warna-warni atau binatang apapun yang dicat. Kelomang dengan cangkang alami jauh lebih indah dan unik.
- Jika ingin membawanya dari habitat, maka tangkaplah seperlunya dalam jumlah yang wajar. Hindari untuk menangkang kelomang yang sedang membawa telur.
- Jika menemukan kelomang yang sedang membawa telur, segera kembalikan mereka ke habitatnya. Telur-telur kelomang membutuhkan air laut untuk dapat menetas dan bertumbuh.
- Cobalah untuk melakukan breeding, walaupun sulit beberapa orang telah berhasil menetaskan telur kelomang.
Kata Kunci
- paguroidea
- coenobitidae
- coenobita
- birgus
- hermit crab
- kelomang
- umang-umang
- pompongan
- kepompong
- kumang
- kepiting pertapa
- ketam kenari
- keong
- gastropod
- siput laut
- siput darat
- jumbo
- xxl
- monster
- seashell
- cangkang
- warna-warni
- painted
- racun
- referensi
- buku
- jurnal
- wiki
- ensiklopedia
- petunjuk praktis
- tips
- cara memelihara
- makanan
- pakan
- substrat
- pasir
- pantai
- laut
- habitat
- crabitat
- kandang
- terarium
- hermitarium
- akuarium
- aquarium
- molting
- jantan
- betina
- cara membedakan
- klasifikasi
- jenis
- spesies
- species
- langka
- eksotis
- dilindungi
- hewan peliharaan
- jual
- beli
- murah
- forum
- budi daya
- indonesia
Komentar
Posting Komentar