Panduan Lengkap, Cara Memelihara Kelomang Darat

Bagaimana cara memelihara kelomang darat atau umang-umang? Sebagian orang belum menyadari betapa pentingnya mengetahui cara merawat hewan yang akan mereka pelihara. Salah satu hewan yang sering kali mati karena tidak dirawat dengan semestinya yaitu kelomang darat, hewan yang biasa dijual di depan sekolah dasar hingga pasar tradisional, dicat cangkangnya, berwarna-warni, dan dijadikan sebagai mainan anak-anak karena harganya yang murah.

Kelomang darat (Coenobita sp.), mungkin lebih familiar dengan nama: umang-umang, pong-pongan, kumang, atau sering kali keliru disebut sebagai keong. Tidak banyak orang yang tahu bahwa hewan ini memiliki umur yang begitu panjang, kurang lebih 40 tahun, bahkan diperkirakan dapat mencapai 70 tahun lebih!

Seluruh spesies kelomang darat tidak dapat hidup di dalam air, mereka akan mati jika terlalu lama tenggelam. Berbeda dari spesies kelomang laut (marine hermit crab) yang biasanya dipelihara bersama ikan sebagai pembersih kotoran. Kelomang darat cenderung hidup di tempat yang tidak becek, tetapi memiliki kelembapan yang stabil.

Kelomang darat umumnya digemari oleh anak-anak, tetapi tidak sedikit orang dewasa yang menjadikannya sebagai hewan peliharaan. Mereka cukup aman untuk dipelihara karena tidak membawa penyakit yang dapat menular pada manusia. Untuk memulainya, kelomang darat perlu dipelihara dalam sebuah kandang yang disebut crabitat.


I. Menyiapkan Kandang (Crabitat)

Sebelum memiliki kelomang darat, sebaiknya siapkanlah sebuah kandang. Hal ini dimaksudkan agar kelomang yang baru saja datang atau diperoleh terhindar dari stres akibat perjalanan yang cukup lama atau faktor lainnya.

Crabitat adalah sebutan familiar untuk kandang kelomang (umang-umang), juga merupakan singkatan dari "Crab habitat". Crabitat bisa juga dikatakan sebagai terarium, berupa wadah kaca yang di dalamnya terdapat beberapa objek yang ditata sedemikian rupa. Namun, berbeda dengan terarium pada umumnya, crabitat dibuat menyerupai pesisir pantai dan memiliki aturan yang baku.

Berikut adalah perlengkapan yang dibutuhkan untuk membuat crabitat:

1.1. Wadah (Penampung)

Gunakanlah wadah berbahan kaca (akuarium), atau berbahan plastik seperti kotak kontainer dan bak air. Hindari menggunakan wadah yang memiliki permukaan kasar atau apapun yang mudah dipanjat oleh kelomang. Wadah haruslah kuat, tidak mudah dirusak, dan cukup tinggi untuk mencegah mereka melarikan diri.

Sesuaikan ukuran kandang dengan jumlah kelomang yang akan dipelihara, sebagai contoh: kontainer ukuran 80 liter untuk 4 ekor kelomang (M). Kandang yang terlalu sempit akan memperbesar resiko kelomang mati akibat stres, perebutan cangkang, dan gangguan saat molting.

1.2. Substrat

Substrat adalah istilah untuk media yang digunakan sebagai alas atau dasar crabitat. Umumnya berupa pasir pantai atau dengan campuran gambut kelapa (coco peat).

Kelomang membutuhkan substrat dengan ketebalan yang disesuaikan, minimal tiga kali tinggi kelomang terbesar yang dimiliki. Kondisi substrat pun harus lembap, tetapi tidak becek atau terendam air. Tujuannya, agar kelomang dapat bersembunyi atau beristirahat di dalamnya, menjaga suhu tubuh, dan melindungi diri dari gangguan hewan atau kelomang lainnya di saat molting (proses melepas eksoskeleton).

1.3. Tempat Minum (Kolam)

Gunakanlah mangkuk kecil dari bahan kaca, melamin, atau plastik sebagai kolam atau penampung air. Jika menginginkan objek yang lebih alami, batok kelapa yang sudah tua dan dipernis juga dapat digunakan. Siapkan dua kolam terpisah, masing-masing untuk air tawar dan air asin. Keduanya dibutuhkan kelomang untuk minum dan juga berendam. Pada tempat minum yang cukup tinggi, tambahkan beberapa karang di dalamnya agar kelomang yang berukuran kecil tidak tenggelam dan mati.

1.4. Objek Panjat

Panjatan berfungsi untuk memperluas area gerak kelomang, juga sebagai alternatif tempat berlindung selain substrat. Lengkapi kandang dengan menambahkan beberapa karang dan driftwood yang dapat dipanjat kelomang, mereka sangat suka bertengger dan bersembunyi di sekitarnya.

1.5. Kapur Anti-semut

Semut merupakan serangga yang sangat mengganggu bagi kelomang, terutama dalam jumlah besar. Mereka sering kali menggerayangi sisa-sisa makanan yang ada di dalam crabitat, bahkan juga tertarik dengan kelomang yang masih mengalami proses pengerasan eksoskeleton pasca-molting. Untuk mengantisipasi hal tersebut, crabitat harus dilindungi dengan menggoreskan kapur anti-semut di sisi luar crabitat.

Di daerah tropis seperti Indonesia, crabitat tidak perlu dilengkapi dengan pemanas atau perangkat pendukung suhu.

II. Menentukan Penghuni

Jika telah siap untuk mengadopsi kelomang sebagai hewan peliharaan, kini tibalah saatnya untuk mencari kelomang yang akan menghuni crabitat.

2.1. Jumlah

Kelomang hidup berkoloni di habitatnya, maka peliharalah setidaknya dua atau tiga ekor kelomang dalam sebuah crabitat. Sesuaikan populasi kelomang yang akan dipelihara dengan luas crabitat yang telah disiapkan, jangan sampai terlalu ramai atau sesak.

2.2. Ukuran

Kelomang dengan ukuran yang sama sering kali berkelahi untuk memperebutkan cangkang. Akibatnya, bagian tubuh seperti kaki, sepit, antena, dan mata mengalami cacat. Bahkan dapat berakibat kematian apabila bagian abdomen mengalami luka. Untuk menghindari hal tersebut, adopsilah kelomang dengan berbagai ukuran yang berbeda jauh untuk menghindari resiko perebutan cangkang.

2.3. Jenis (Spesies)

Setiap spesies kelomang memiliki tingkah laku dan kebutuhan yang sedikit berbeda. Mempelajari keseluruhannya bukanlah suatu keharusan, tetapi bertanggungjawablah untuk memenuhi kebutuhan dari spesies yang sedang dipelihara.

III. Memberi Makan dan Minum

Kelomang merupakan omnivor, mereka adalah pembersih alami di pesisir pantai. Normalnya, kelomang akan memakan apa saja yang mereka temukan; termasuk sampah, bangkai ikan dan mahluk lainnya yang sudah mati. Bahkan mereka juga memakan bangkai temannya, tetapi tidak mengkanibal kelomang yang masih hidup.

3.1. Makanan

Kelomang termasuk hewan nokturnal, maka berikanlah mereka makan di malam hari dan bersihkan sisa makanan keesokan paginya. Kelomang tidak makan dalam jumlah yang banyak, maka takarlah makanan yang akan diberikan kurang lebih seukuran jempol agar tidak terkesan boros.

Kelomang menyukai buah-buahan, roti, kulit telur, dan masih banyak lagi.

3.2. Air

Hindari menggunakan air keran karena biasanya mengandung kaporit yang berbahaya bagi kelomang. Air asin dapat dibuat dengan menggunakan garam ikan, garam dapur tidak disarankan karena mengandung Iodium. Pemberian air asin dapat dilakukan sesekali saja, misalnya dua minggu sekali.

IV. Cangkang Pengganti

Seiring dengan pertumbuhan tubuhnya, kelomang akan mengganti cangkangnya apabila menemukan cangkang baru yang lebih sesuai. Maka sediakanlah beberapa cangkang kosong yang ukurannya tidak jauh berbeda dari ukuran cangkang yang sedang digunakan. Kelomang suka sekali berganti cangkang, apalagi jika cangkang yang digunakannya sudah rusak (retak, keropos, dll.) atau tidak proporsional dengan ukuran tubuh kelomang tersebut.



Jangan pernah menarik paksa, melepas, atau mengeluarkan kelomang dari cangkangnya, terlebih dengan sengaja memecahkan cangkang kelomang untuk membuat mereka memilih cangkang yang baru. Bagian perut kelomang (abdomen) sangat lunak dan rentan terluka, itulah sebabnya mereka menutupinya dengan cangkang.

V. Perawatan

5.1. Ekdisis (Molting)

Kelomang mengalami pertumbuhan melalui proses molting, yaitu pergantian rangka luar (eksoskeleton). Menjelang molting umumnya kelomang akan menjadi pasif, sedikit berkeliaran, tetapi lebih banyak makan. Jika tersedia cukup pasir, kelomang akan mulai mengubur diri selama berhari-hari, dan akan kembali ke permukaan jika eksoskeleton barunya yang lunak telah mengeras.

Dalam keadaan tertentu, kelomang akan melakukan molting di permukaan (surface molting). Segeralah karantina kelomang tersebut, pisahkan dari kelomang lainnya agar tidak diserang.

Waktu yang dibutuhkan untuk molting bervariatif, semakin besar kelomang maka semakin lama waktu yang dibutuhkan, perkiraannya bisa sebulan atau bahkan lebih untuk kelomang dewasa.

5.2. Kebersihan Kandang

  • Air tawar harus diganti secara periodik, biasanya dua hari sekali. Hal ini dilakukan untuk menghindari bau dan penyakit, nyamuk sering kali bertelur di dalamnya.
  • Bongkarlah crabitat jika dirasa kotor, terutama jika tercium bau bangkai. Berhati-hatilah saat membongkar, karena bisa jadi ada kelomang yang sedang molting dan sangat rentan sekali mati karena terganggu.

Artikel Terkait

author

Ipunk Vizard

Pemrogram dan pencinta kelomang
Youtube | Instagram | Facebook | Twitter

Komentar

  1. Mas mau tanya, beda kelomang jantan dan betina apa ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pada kelomang betina, di bagian bawah dekat pangkal kaki belakang terdapat sepasang pori genital berbentuk seperti tanda titik yang disebut gonopores. Organ ini tidak dimiliki oleh kelomang jantan.

      Untuk detailnya dapat dicari melalui pencarian Google dengan menggunakan kata kunci: gonopores.

      Hapus
  2. Sangat bermanfaat sekali informasinya. Karena belum lama nemu kelomang kecil didepan rumah, mungkin habis dimainin sama anak-anak karena cangkangnya ada cat gambar strawberry. Saya menemukan beberapa cangkang tutut kosong di pinggiran danau, kemudian saya bersihkan, kira-kira bisa dipakai buat dia ganti cangkang gak ya? Lalu apakah perlu saya mengadopsi 1 kelomang lagi agar dia ada temannya? Mohon di bimbing. Trims

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. Jika ukurannya sesuai, cangkang tutut maupun cangkang gastropoda lainnya pun bisa digunakan.
      2. Sebaiknya adopsi satu atau dua ekor lagi untuk spesies yang sama.

      Hapus
  3. Bagaimana jika diberi makan sayuran? Apakah aman?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa saja dan aman untuk diberikan ke kelomang, cobalah juga jenis makanan yang berbeda untuk mengetahui makanan kesukaan mereka.

      Hapus
  4. mas mau tanya, itu adanya di indonesia di daerah mana ya? apakah di perjual belikan bebas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. Cukup mudah ditemukan di sekitar pesisir pantai yang masih sepi, di seluruh Indonesia.
      2. Saat ini, kelomang darat bukanlah hewan yang dilindungi dan masih diperjualbelikan dengan bebas.

      Hapus
  5. Kalau kelomangnya keluar dari cangkangnya, bagaimana cara memasukkannya lagi ke dalam kelomangnya? Apa dibiarin dulu? Tadi baru saya kasih air tawar, trs dia kaya berendam trs diem gitu di air tawarnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. Kelomang yang tidak mengenakan cangkang haruslah dipisah dari kawanannya, dikarantina bersama cangkang sebelumnya atau dengan beberapa cangkang yang berbeda.
      2. Biarkan kelomang masuk ke dalam cangkang dengan sendirinya, memaksa kelomang masuk ke dalam cangkangnya akan berisiko melukai abdomen kelomang yang lunak.
      3. Kemungkinan besar kelomang tersebut dehidrasi, menjadi lemas dan meninggalkan cangkangnya.

      Hapus
  6. kemarin saya beli kelomang 10, hari in 2 ekor keluar dari cangkangnya dan salah satunya mati

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kemungkinan, kelomang-kelomang tersebut mengalami stres akibat pemeliharaan sebelumnya oleh penjual.

      Silakan membaca artikel berikut:
      Tips Memilih Kelomang Darat

      Hapus
  7. Sangat bermanfaat...😍
    Kebetulan sy baru beli 2 ekor

    BalasHapus
  8. Thank you so much for the information.
    Berguna banget.
    Anakq beli kelomang 4. Mati 1, dianya sedih banget krn emang emaknya juga gk tau gmn cara ngerawatnya.....
    😀

    BalasHapus
  9. Sangat informatif... Wlw hrs berantem dlu dgn anak. Krn bagai nyiksa itu kelomang.krn setiap beli pasti mati... Trims infonya..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertolongan Pertama saat Dicapit Kelomang Darat

Tips Mencari Kelomang yang Hilang

Faktor Penyebab Kematian Kelomang Darat