Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Tips Aman Bermain dengan Kelomang Darat

Kelomang darat atau lebih akrab disebut umang-umang; merupakan hewan kecil yang cukup populer di kalangan anak-anak. Sebagian masyarakat menganggap hewan kecil ini begitu unik dan menggemaskan, sehingga tak jarang para orang tua pun menjadikan kelomang sebagai hewan peliharaan untuk buah hatinya. Tetapi perlu diketahui bahwa pada dasarnya kelomang bukanlah hewan yang dapat dipegang dalam jangka waktu yang lama. Selain resiko kelomang mengalami stres, capit kelomang pun merupakan hal yang patut untuk selalu diwaspadai, baik oleh anak-anak maupun oleh orang dewasa. Agar terhindar dari hal tersebut, pahamilah beberapa poin berikut: Jangan pernah memegang kelomang jika merasa ragu Memaksakan diri untuk bisa memegang kelomang merupakan hal yang sebaiknya tidak dilakukan. Orang yang takut atau ragu-ragu dalam melakukannya seringkali melakukan tindakan yang cukup fatal; melempar dan menjatuhkan kelomang. Jangan berikan pada anak kecil yang belum bisa mengerti Anak-anak yang masih

Mengenal Substrat pada Crabitat Kelomang Darat

Gambar
Apa itu substrat? Substrat adalah istilah untuk media yang digunakan sebagai dasar (alas) yang menutupi permukaan crabitat atau kandang kelomang. Substrat umumnya berupa pasir pantai, atau dengan campuran gambut kelapa; bertujuan mereplika habitat kelomang darat di pesisir pantai. Apa fungsinya? Secara garis besar, substrat berfungsi sebagai tempat kelomang bersembunyi, beristirahat, menjaga suhu tubuh dan berlindung saat ekdisis ( molting ). Video Kelomang Darat Mengubur Diri Mengapa harus bersubstrat? Perlu diketahui bahwa penggunaan substrat dalam memelihara kelomang darat adalah wajib. Kombinasi pasir dan gambut kelapa adalah media yang paling umum digunakan karena sesuai sebagai replika habitat aslinya dan memiliki kegunaan sebagai berikut: Pasir atau dengan gambut kelapa memiliki daya resap air yang cukup baik, sehingga dapat meminimalisir terjadinya becek pada permukaan crabitat ; baik akibat rembes air dari kolam atau tempat minum, maupun tumpahan cadangan air dari

Kendala dalam Membudidayakan Kelomang Darat

Dalam praktiknya, melakukan breeding pada kelomang darat (umang-umang) merupakan sesuatu yang sulit untuk dilakukan. Tidak semudah teori-teori yang terpapar di berbagai literatur, breeding pada kelomang darat nyatanya memiliki banyak sekali kendala. Belum diketahui secara pasti bagaimana cara mengawinkan kelomang jantan dan betina; dalam hal ini yaitu faktor yang membuat keduanya kawin. Telur-telur kelomang seringkali membusuk sebelum dilepaskan; atau pun dilepaskan di tempat yang tidak semestinya. Setiap spesies kelomang darat memiliki jumlah fase larva ( stage ) yang berbeda sebelum mencapai bentuk sempurnanya. Sulitnya memperoleh cangkang gastropoda ukuran mikro; terutama dalam jumlah ratusan hingga ribuan. Membutuhkan penangkaran yang luas jika berhasil. Bayi-bayi kelomang yang telah mendarat membutuhkan perlakuan yang berbeda dari kelomang pada umumnya yang sudah layak pelihara; mereka mudah sekali mati oleh banyak faktor. Molting seringkali gagal jika kondisi c

Penanganan & Perawatan Setelah Molting pada Kelomang Darat

Setelah melepas eksoskeleton lamanya, kelomang darat masih mengalami masa rentan hingga eksoskeleton barunya benar-benar mengeras. Dalam fase tersebut, sebenarnya tidak diperlukan perlakuan khusus terhadap kelomang. Terutama jika molting terjadi secara normal di dalam substrat, sangat tidak disarankan untuk melakukan tindakan yang dapat mengganggu kelomang tersebut. Namun, ada beberapa kondisi di mana kelomang harus segera mendapat tindakan yang tepat; misalnya ketika secara tidak sengaja menemukan kelomang yang sedang molting saat membongkar crabitat , atau pun jika kelomang mengalami surface molting di antara kawanannya. Kelomang tersebut haruslah dipisah, dikarantina dalam crabitat khusus. Adapun kondisi crabitat khusus yang dimaksud, yaitu: Crabitat hanya boleh dihuni oleh satu kelomang saja. Tujuannya untuk mengurangi salah satu aspek penyebab kematian kelomang pasca- molting , yaitu perebutan cangkang. Dalam fase pemulihan, kelomang menjadi sangat lemah dan seringkal

Klasifikasi Kelomang dan Keong, Dua Jenis Hewan yang Berbeda

Apa perbedaan antara kelomang dan keong? Sebagian besar masyarakat Indonesia masih merasa asing dengan istilah "Kelomang"; hewan kecil seperti kepiting yang seringkali dijual di sekolahan, mengenakan cangkang yang bentuknya beraneka ragam dan harganya relatif murah. Orang-orang biasanya lebih mengenal hewan ini sebagai umang-umang, sayangnya tidak sedikit pula orang yang masih salah kaprah menyebutnya sebagai "Keong". Baca juga: Panduan Lengkap, Cara Memelihara Kelomang Darat Makanan Kelomang Darat Kelomang dan keong adalah berbeda! Sebenarnya, kelomang dan keong adalah hewan yang berbeda. Terjadinya kekeliruan pada kedua hewan tersebut biasanya disebabkan karena mereka sama-sama mengenakan cangkang. Apa yang membedakan? Jika digolongkan, klasifikasi kelomang adalah krustasea, sedangkan keong adalah moluska. Berikut definisi krustasea dan moluska menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): krustasea n Bio binatang air yang berkulit keras,

Sistem Pernapasan Kelomang Darat

Kelomang darat sejatinya bernapas menggunakan insang yang termodifikasi, bukan paru-paru. Insang tersebut telah beradaptasi untuk bernapas di daratan dengan memanfaatkan kelembapan udara. Tanpa kelembapan yang sesuai, kelomang darat akan mati karenanya. Insang kelomang darat teletak di kedua sisi samping toraks bagian belakang, tepatnya di atas sendi kedua kaki jalan. Insang tersebut biasanya tertutupi oleh cangkang, sehingga jarang sekali nampak jika tidak dilihat dengan saksama. Walaupun kelomang bernapas dengan insang, setelah hidup di daratan mereka tidak lagi dapat bernapas dengan baik di dalam air. Kelomang yang telah mendarat akan menjadi lemas dan mati jika tenggelam dalam waktu yang cukup lama. Meski tak dapat hidup di dalam air, kelomang darat masih membutuhkannya seperti layaknya mahluk hidup lain. Kelomang darat membutuhkan air untuk minum, membasahi insang, berendam dan menyimpannya sebagai cadangan air di dalam cangkang keong. Sebagai krustasea, kelomang

Autotomi, Penyebab Putusnya Kaki pada Kelomang Darat

Autotomi memiliki arti pemutusan salah satu bagian tubuh pada hewan. Autotomi umumnya ditemui pada cicak, yaitu pada saat mereka memutus ekornya untuk mengecoh hewan lain yang sedang mengancam. Dalam autotomi, organ yang diputus biasanya akan tumbuh kembali setelah beberapa waktu. Autotomi dilakukan oleh binatang itu sendiri, disebabkan faktor tertentu dan dengan suatu tujuan. Autotomi juga dapat dilakukan oleh kelomang darat. Pada kelomang, organ yang diputus biasanya sepit dan kaki jalan. Apa penyebabnya? Ada tiga faktor yang dapat memicu kelomang darat melakukan autotomi: 1) Sakit / Stres Kelomang yang mengalami stres karena pemeliharaan yang tidak tepat, seperti; ditumpuk layaknya kerikil, kandang yang terlalu penuh, atau tidak diberikan substrat yang layak untuk mengubur diri cenderung akan mengalami autotomi. Seluruh kaki jalan dan sepit akan rontok satu per satu dengan pasti sebelum akhirnya kelomang mati. Dalam kasus ini, autotomi merupakan penanda bahw

Coenobita lila (Kelomang Blueberry)

Coenobita lila merupakan salah satu spesies dari genus Coenobita . Identifikasi Identik dengan tubuhnya yang berwarna ungu, serta tangkai matanya yang pipih dan tebal. NAMA ILMIAH Scientific name Coenobita lila (Rahayu, Shih & Ng, 2016) ETIMOLOGI Etymology Lilac : berwarna lila / ungu muda INDONESIA Indonesian Kelomang blueberry INGGRIS English Indonesian blueberry land hermit crab NAMA LAIN Other names - KARAKTERISTIK Characteristics TANGKAI MATA Eyestalks Memiliki bentuk yang pipih Terdapat warna hitam pada bagian bawah tangkai mata SEPIT Chelipeds Tidak memiliki longitudinal ridge pada sepit besar Terdapat sekumpulan setae di bagian tepi depan pada kedua sepit SUNGUT DALAM 1st pair antenna Oranye hingga coklat kemerahan SUNGUT LUAR 2nd pair antenna Coklat VARIAN

Coenobita cavipes (Kelomang Coklat)

Coenobita cavipes merupakan salah satu spesies dari genus Coenobita . Identifikasi Identik dengan tubuhnya yang berwarna coklat, serta kaki-kakinya yang panjang dan ramping. NAMA ILMIAH Scientific name Coenobita cavipes (Stimpson, 1858) ETIMOLOGI Etymology Concave : cekung INDONESIA Indonesian Kelomang coklat INGGRIS English Brown land hermit crab NAMA LAIN Other names - KARAKTERISTIK Characteristics TANGKAI MATA Eyestalks Memiliki bentuk yang pipih Warna tangkai mata umumnya gelap dan menutupi seluruh permukaan; atau hanya di bagian bawah tangkai pada kelomang yang berukuran lebih kecil SEPIT Chelipeds Tidak memiliki longitudinal ridge pada sepit besar Terdapat sekumpulan setae di bagian tepi depan pada kedua sepit SUNGUT DALAM 1st pair antenna Oranye hingga coklat kemerahan SUNGUT LUAR

Pertolongan Pertama saat Dicapit Kelomang Darat

Bagaimana cara melepas capitan kelomang darat? Tercapit kelomang darat merupakan resiko yang mungkin akan dialami setiap pemeliharanya. Sebagian orang umumnya akan panik dan menarik paksa kelomang yang mencapitnya agar lepas. Ketika tidak berhasil, ada pula yang tanpa pikir panjang memotong sepit kelomang tersebut. Padahal, jika saja mereka mau mencari tahu caranya; melepas capitan kelomang darat tidak sepantasnya dilakukan dengan demikian. Baca juga: Mengenal Kelomang Darat (Land Hermit Crab) Panduan Lengkap, Cara Memelihara Kelomang Darat Cara Melepas Capitan Kelomang Darat Agar kelomang darat melepaskan capitannya, usahakan untuk tidak panik dan tidak menariknya secara paksa. Semakin ditarik, maka semakin kuat capit tersebut menggigiti kulit. Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk melepas capitan tersebut: Metode Pertama Letakan tangan atau bagian yang dicapit di permukaan yang datar; misalnya lantai atau permukaan crabitat . Tunggu beberapa saat hingga keloman

Membudidayakan Kelomang Darat (Umang-umang)

Budi daya kelomang darat, bagaimana caranya? Kelomang darat ( umang-umang ) merupakan hewan kecil bercangkang yang biasanya dijual di sekitar sekolah dasar dan pasar tradisional. Harganya yang relatif murah membuat kelomang darat cepat populer di kalangan anak-anak. Sayangnya, kelomang darat sering kali mati dalam hitungan hari setelah dipelihara. Hal ini disebabkan karena jual beli kelomang darat dilakukan tanpa diimbangi dengan edukasi yang tepat. Jika dibiarkan, tidak akan butuh waktu yang lama untuk membuat kelomang darat terancam dari kepunahan, menghilang dari seluruh kepulauan Indonesia. Baca juga: Mengenal Kelomang Darat (Land Hermit Crab) Panduan Lengkap, Cara Memelihara Kelomang Darat Faktanya, seluruh kelomang yang dijual merupakan hasil tangkapan dari alam liar. Budi daya kelomang atau pengembangbiakannya secara buatan masih sulit untuk dilakukan. Kelomang darat hanya bisa bereproduksi dengan baik di habitatnya, itu pun membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk me

Mencegah Perebutan Cangkang pada Kelomang Darat

Ada kalanya kelomang berkelahi satu sama lain untuk memperoleh cangkang baru. Terjadinya perebutan tersebut tidak hanya sebatas pada cangkang yang masih kosong saja, cangkang yang masih digunakan oleh seekor kelomang pun menjadi perebutan oleh kelomang lainnya.  Perebutan cangkang biasanya terjadi antara kelomang yang ukuran tubuhnya sama. Ketika kelomang saling bertemu, perebutan cangkang bisa saja terjadi. Salah satu kelomang akan menyerang, dan salah satunya akan bertahan, menarik masuk tubuhnya ke dalam cangkang. Kejadian ini mirip seperti perkelahian, kelomang yang diserang sering kali mengeluarkan suara kerik ( chirping ) saat perebutan berlangsung. Baca juga: Chirping (Suara Kerik) pada Kelomang Darat Kelomang yang memulai perebutan akan menarik paksa kelomang yang bertahan di dalam cangkang incarannya. Jika bersikukuh bertahan, kelomang akan mengalami cacat eksoskeleton akibat serangan tersebut, putusnya kaki dan capit, atau yang terburuk adalah kematian. B

Chirping (Suara Kerik) pada Kelomang Darat

Gambar
Chirping adalah istilah yang digunakan saat kelomang darat mengeluarkan suara kerik (seperti pada jangkrik). Dalam bahasa Indonesia, chirping berarti mencicit. Chirping biasanya terjadi di saat kelomang darat merasa terancam, misalnya: diserang kelomang lain,  diinjak atau dinaiki cangkangnya, dipegang oleh manusia, saat adaptasi dengan lingkungan baru. Namun, chirping tidak selalu terjadi karena beberapa faktor tersebut. Selama kelomang tidak merasa terancam maupun terganggu dengan hal-hal di sekitarnya, mereka tidak akan mengeluarkan suara kerik ( chirp ). Video Kelomang Darat Bersuara Kerik Saat mengalami stres, kelomang akan melakukan chirping dan menjadi lebih protektif. Hal ini biasanya dapat dibuktikan pada kelomang yang baru saja diadopsi, atau sebelumnya telah mengalami beberapa hal buruk saat pengiriman atau saat penangkaran. Untuk menghindari resiko tercapit sebaiknya hindari untuk meletakan kelomang tersebut di telapak tangan, sebab beberapa kelomang

Memandikan Kelomang Darat

Memandikan kelomang darat merupakan hal yang cukup beresiko, terutama jika dilakukan tanpa pengetahuan dasar mengenai pemeliharaannya. Kelomang darat sejatinya tidak dapat bernafas dengan baik di dalam air. Mereka akan mati jika tenggelam dalam waktu yang cukup lama. Uniknya, walaupun merupakan spesies darat, mereka tidak dapat benar-benar terlepas dari akses air. Di alam liar, kelomang betina akan mendatangi tepi pantai atau sungai untuk melepaskan telur-telur kelomang.  Beberapa spesies darat pun memiliki kebiasaan berendam; baik di air laut maupun air tawar. Kebiasaan berendam ini biasanya terkait dengan cadangan air yang tersimpan di dalam cangkangnya. Berendam juga bertujuan untuk menjaga kelembapan insang dan membuatnya tetap bersih. Boleh atau tidak? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, Anda sebaiknya tahu sisi positif dan negatif yang diperoleh dari memandikan kelomang darat. 1. Sisi positif atau manfaat memandikan kelomang a. Menyingkirkan kutu-kutu y

Tips Memilih Cangkang untuk Kelomang Darat

Tidak semua cangkang siput (keong) dapat digunakan oleh kelomang darat. Bahkan setiap spesiesnya memiliki ketertarikan yang berbeda terhadap jenis cangkang yang akan mereka gunakan. Jika cangkang yang disediakan tak kunjung digunakan dalam waktu yang lama, bisa jadi karena pilihan tersebut kurang tepat atau memang tidak disukai oleh spesies kelomang yang dipelihara. Untuk mendapatkan solusi dari permasalahan tersebut, pelajarilah beberapa tips berikut. 1) Kenali spesies kelomang yang Anda pelihara Sangatlah penting untuk mengetahui jenis kelomang yang Anda pelihara. Setiap spesies memiliki tingkah laku dan kebutuhan yang berbeda. Dalam memilih cangkang misalnya, C. violascens cenderung menyukai cangkang yang berulir panjang, sementara beberapa spesies lainnya menyukai yang berulir pendek. 2) Carilah cangkang dari keluarga atau jenis siput yang sama dengan cangkang yang sedang dikenakan kelomang Pemula tentunya akan kesulitan untuk membedakan jenis cangkang yang disukai kelo

Klasifikasi Apertur pada Cangkang Gastropoda untuk Kelomang Darat

Apertur adalah istilah untuk mulut cangkang atau lubang utama pada cangkang gastropoda. Apertur juga dapat dikatakan sebagai bukaan ( opening ), berfungsi sebagai jalur keluar dan masuknya tubuh moluska. Pada kelomang darat, apertur pun memiliki fungsi yang sama. Hanya saja tidak semua cangkang memiliki apertur yang layak untuk dapat digunakan oleh kelomang. Bentuk apertur pada setiap spesies gastropoda berbeda-beda; ada yang begitu lebar, ada pula yang cukup sempit atau tidak dapat digunakan kelomang. Berikut merupakan jenis-jenis apertur gastropoda, sekaligus yang dapat digunakan oleh spesies kelomang darat: 1) Apertur O ( Circular ) Berbentuk bundar atau lingkaran, biasanya memiliki ulir ( spire ) yang pendek. Contoh: Turbo. 2) Apertur D ( Semicircular ) Berbentuk setengah lingkaran atau menyerupai huruf D (linear di salah satu sisi). Contoh: Neritidae. 3) Oval Berbentuk lonjong, biasanya memiliki ulir yang memanjang. Contoh: Pleuroploca, Pugilina, dll.

Faktor Penyebab Stres pada Kelomang Darat

Kelomang adalah hewan yang sangat rentan mengalami stres. Tanda-tandanya dapat dikenali dari aktivitasnya yang tidak biasa; cenderung diam atau sedikit bergerak. Ironisnya, stres yang mereka alami lebih sering berasal dari kesalahan pemelihara. Sekaligus menjadi dampak dari kurangnya edukasi mengenai cara memelihara kelomang darat (umang-umang) yang tepat. Untuk mencegah terjadinya stres pada kelomang darat, pahamilah beberapa faktor berikut: 1. Populasi Kandang Terlalu Penuh Walaupun kelomang hidup berkoloni di habitatnya, bukan berarti Anda dapat memeliharanya secara bertumpuk di dalam kandang yang memiliki daya tampung terbatas. Mereka membutuhkan area yang luas untuk dapat melindungi diri, baik dari predator maupun gangguan kelomang lainnya. Kandang yang terlalu sesak juga akan memicu beberapa masalah lain seperti; kotoran, perebutan cangkang, autotomi, dan sampai dengan kematian kelomang. 2. Perebutan Cangkang Kelomang memiliki kebiasaan unik, yaitu memperebut

Mengetahui Ciri-ciri Kelomang Mati

Ada kalanya Anda merasa ragu ketika menemukan kelomang (umang-umang) yang dipelihara dalam keadaan lemas dan nampak tak bergerak. Di saat demikian, sebaiknya Anda berhati-hati dalam memperlakukan kelomang tersebut. Karena bisa jadi kelomang yang tadinya diduga telah mati ternyata sedang bersiap melepaskan eksoskeletonnya ( molting ). Agar tidak berakhir dengan penyesalan, maka pastikanlah beberapa hal berikut.

Tips Membuat Crabitat (Kandang) Kelomang Darat

Kandang kelomang darat ( crabitat ), bagaimana cara membuatnya? Kebanyakan pemula mungkin akan mengalami sedikit kesulitan dalam menentukan material apa saja yang dibutuhkan untuk membuat kandang kelomang darat. Mungkin belum banyak yang tahu atau pernah melihat seperti apa rupa kandang tersebut secara keseluruhan. Crabitat ; istilah untuk kandang atau tempat untuk memelihara kelomang darat ( umang-umang ). Di internet sudah banyak sekali contoh crabitat yang dapat dijadikan acuan. Namun, aturan yang baku sangatlah perlu untuk memberikan arah yang tepat dalam memelihara kelomang darat. Berikut ini merupakan daftar ringkas atau contoh-contoh material yang baik dan buruk untuk digunakan dalam membuat crabitat . 1. Wadah Berikut adalah jenis wadah yang dapat digunakan untuk memelihara kelomang darat: Akuarium Kontainer plastik Bak air Hindari jenis wadah berikut: Kotak Styrofoam (Gabus) Kotak Kardus Kotak Kayu atau triplek Yang perlu diperhatikan dalam menentukan

Faktor Penyebab Gagal Molting pada Kelomang Darat

Ada kalanya kelomang (umang-umang) ditemukan mati di dalam pasir, setelah sebelumnya mengubur diri dalam waktu yang cukup lama dan dengan adanya ciri-ciri akan terjadinya molting (ekdisis). Hal ini tentunya akan menimbulkan tanda tanya, terutama jika kelomang tersebut sudah lama dipelihara dalam crabitat yang dirasa telah tertata dengan baik. Untuk mendeskripsikan hal tersebut, kita dapat menggunakan istilah: gagal molting .

Surface Molting pada Kelomang Darat

Dalam kondisi tertentu, kelomang (umang-umang) dapat melakukan molting tanpa mengubur diri. Situasi ini disebut surface molting atau proses ekdisis di permukaan substrat. Menjelang siklus molting , umumnya kelomang akan mengubur diri dalam waktu yang cukup lama. Perilaku tersebut dimaksudkan untuk melindungi diri dari ancaman luar, terutama kanibalisme yang biasa terjadi pada krustasea. Namun, kondisi alam maupun kandang terkadang tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan kelomang, misalnya tidak tersedianya pasir. Jika demikian, salah satu kemungkinan yang akan terjadi adalah surface molting . Kelomang yang baru saja melakukan surface molting normalnya akan terlihat diam, eksoskeleton yang masih lunak tidak memungkinkan mereka untuk berjalan atau beraktivitas normal. Mereka sangat lemah dan rentan, mereka akan mati diserang kelomang lainnya jika dibiarkan begitu saja. Oleh karenanya perlu penanganan khusus yang harus dilakukan segara: Perhatikan kondisi eksoskeleton kelomang,

Penanganan & Perawatan Menjelang Molting pada Kelomang Darat

Mendekati fase molting , kelomang (umang-umang) sangat rentan sekali mengalami stres. Penanganan yang kurang tepat dapat berakibat buruk bagi kelomang tersebut, yang mana dapat berujung kematian. Untuk mengurangi resiko tersebut, Anda dapat membantu dengan memastikan beberapa hal berikut: Pastikan substrat (pasir) memiliki ketinggian yang cukup dalam untuk kelomang mengubur diri, minimal 3 kali dari tinggi kelomang tersebut. Hindari menggunakan substrat yang terlalu kasar seperti kerikil karena dapat merusak eksoskeleton teneral kelomang pasca  molting. Jagalah kelembapan substrat dengan menyemprotkan air secara rutin. Hindari untuk menggangu kelomang yang akan  molting , terutama menggali tempat persembunyiaannya. Jika kelomang tersebut terlihat lemas dan tidak mengubur diri maka segera karantina. Jangan pernah mengubur kelomang yang akan  molting , biarkan mereka melakukannya sendiri. Hindari untuk merendam seluruh tubuh kelomang, sebab serpihan pasir akan menempel pada t

Ciri-ciri Menjelang Molting pada Kelomang Darat

Molting dapat terjadi kapan saja tanpa disadari tanda-tandanya. Berikut ciri-ciri yang akan nampak sebelum kelomang (umang-umang) akan melalui fase molting : Kelomang tidak seaktif biasanya, cenderung diam, tidak makan dan minum. Warna mata berubah menjadi putih atau buram seperti katarak, dan tangkai mata mengatup (layu) seperti mengantuk. Aktivitas atau pergerakan dari antena menjadi berkurang. Tumbuhnya molting sack (seperti jeli berwarna coklat tua dan bening) di sekitar abdomen, Jika terdapat kaki atau sepit yang patah, baik hanya sebagian (ujung kaki) atau seluruh bagian, maka akan tumbuh gel limb yang menggantikan anggota tubuh yang cacat. Kelomang akan cenderung mengubur diri dalam waktu yang cukup lama atau lebih dari sehari. Artikel Terkait Siklus Molting (Ekdisis) pada Kelomang Darat Penganganan dan Perawatan Menjelang Molting pada Kelomang Darat Surface Molting pada Kelomang Darat Faktor Penyebab Gagal Molting pada Kelomang Darat

Siklus Molting (Ekdisis) pada Kelomang Darat

Gambar
Untuk dapat bertumbuh besar, kelomang (umang-umang) harus melepaskan eksoskeleton atau kerangka luarnya yang keras secara periodik. Proses ini disebut dengan istilah molting atau ekdisis. Molting terjadi paling tidak sekali dalam setahun pada kelomang dewasa, dan beberapa kali dalam setahun pada kelomang kecil. Proses molting biasanya terjadi di dalam substrat (misalnya pasir) yang lembap dengan kondisi gelap tanpa pencahayaan. Waktu yang dibutuhkan pun beragam, semakin besar ukurannya maka semakin lama kelomang mengubur diri. Untuk kelomang kecil biasanya menghabiskan waktu kurang lebih dua minggu, sementara untuk kelomang dewasa diperkirakan enam minggu atau bahkan lebih. Selama mengubur diri, kelomang tidak akan naik ke permukaan untuk mencari makan dan minum. Mereka memiliki cadangan nutrisi yang tersimpan di sekitar abdomen dan juga cadangan air di dalam cangkangnya. Setelah eksoskeleton lamanya lepas, maka nampak kulit baru yang masih lunak, pucat, dan berwarna merah muda